Wednesday, January 18, 2017

Makalah : A multi two-spiral benchmark problem






Berikut sebagian isi  makalahnya :




Support Vector Machines (SVM) for solving pattern recognition and nonlinear function estimation problems have been introduced in [7]. The idea of SVM is mapping the training data nonlinearly into a higher-dimensional feature space, then construct a separating hyperplane with maximum margin there. This yields a nonlinear decision boundary in input space. By the use of a kernel function, either polynomial, splines, radial basis function (RBF) or multilayer perceptron, it is possible to compute the separating hyperplane without explicitly carrying out the map into the feature space. While classical Neural Networks techniques suffer from the existence of many local minima, SVM solutions are obtained from quadratic programming problems possessing a global solution.
Recently, least squares (LS) versions of SVM have been investigated for classification [5] and function estimation [6]. In these LS-SVM formulations one computes the solution by solving a linear system instead of quadratic programming. This is due to the use of equality instead of inequality constraints in the problem formulation. In [1, 4] such linear systems have been called Karush-Kuhn-Tucker (KKT) systems and their numerical stability has been investigated. This linear system can be efficiently solved by iterative methods such as conjugate gradient [2], and enables solving large scale classification problems. As an example we show the excellent performance on a multi two-spiral benchmark problem, which is known to be a difficult test case for neural network classifiers [3].

LEAST SQUARES SUPPORT VECTOR MACHINES
Given a training set of N data points , where is the k-th input pattern and is the k-th output pattern, the classifier can be constructed using the support vector method in the form
where  are called support values and b is a constant. The  is the kernel, which can be either  (linear SVM);  (polynomial SVM of degree d);  (multilayer perceptron SVM), or  (RBF SVM), where , and are constants.

For instance, the problem of classifying two classes is defined as

This can also be written as

where is a nonlinear function mapping of the input space to a higher dimensional space. LS-SVM classifiers\
subjects to the equality constraints

The Lagrangian is defined as
with Lagrange multipliers  (called support values).
The conditions for optimality are given by

for . After elimination of  and one obtains the solution

with and .  Mercer’s condition is applied to the matrix with

The kernel parameters, i.e. s for RBF kernel, can be optimally chosen by optimizing an upper bound on the VC dimension. The support values ak are proportional to the errors at the data points in the LS-SVM case, while in the standard SVM case many support values are typically equal to zero. When solving large linear systems, it becomes needed to apply iterative methods [2].


FORMAT PENULISAN MAKALAH MENRISTERDIKTI




Berikut ini gambaran isi dokumen yang akan anda download :

Ini adalah penjelasan mengenai format penulisan makalah yang digunakan pada Seminar Ilmiah Nasional ”Insinas 2015” yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Bagi peserta yang tidak  mematuhi  ketentuan/ format ini beresiko untuk tidak diprosiding. Petunjuk ini sekaligus juga  dijadikan template format penulisan makalah dengan memanfaatkan style/ formatting yang telah tersedia. Makalah ditulis semuanya dalam huruf Times New Roman berukuran 11 pt dan diawali dengan judul makalah yang ditulis dalam HURUF BESAR, nama penulis, disertai pula nama dan alamat  instansi serta abstrak makalah. Nama penulis diurut sesuai prioritas urutannya (penulis 1, 2, 3, dst.). Abstrak ditulis menggunakan huruf miring berukuran 11 pt dan terdiri kurang lebih 300 kata pada kertas A4 dengan, margin atas 3 cm,  margin kiri 2,5 cm, margin kanan 2,5 cm dan margin bawah  2,5 cm. Jarak antar baris 1 spasi (single). Pada akhir abstrak diberikan kata kunci yang berjumlah 3 – 5 kata/ frase kata.

Kata Kunci : format penulisan, makalah,Iptek,  SeminarNasional



I.              PENDAHULUAN
Prosiding Seminar Nasional akan disusun dari makalah yang dikirimkan ke panitia. Panitia akan melakukan penyuntingan pada artikel yang masuk untuk memeriksa ulang agar benar-benat sesuai dengan format yang telah ditentukan. Makalah sebaiknya disusun dengan urutan topik bahasan sebagai berikut :

• Pendahuluan : berisi latar belakang, 
  tujuan, pendekatan pemecahan masalah;
• Metode (metode untuk memecahkan
  permasalahan);
• Hasil dan pembahasan;
• Kesimpulan;
• Daftar Pustaka.

II.      PETUNJUK UMUM
Makalah dituliskan pada halaman berukuran A4 dengan margin kiri 3 cm, margin kanan, margin atas dan bawah 2,5 cm. Makalah dituliskan dengan jumlah halaman kurang lebih 10 halaman yang  disimpan dalam bentuk format word 97-2003 Document (.doc).


III.      PENULISAN GAMBAR DAN TABEL
Gambar dan tabel dituliskan menggunakan format rata tengah. Setiap gambar dan tabel haruslah diberi nomor dan judul serta diacu pada tulisan.

Nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel yang bersangkutan. Tabel 1 berikut menunjukkan contoh penulisan nomor dan judul tabel.

Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar, seperti terlihat pada gambar 1.

          Tabel 1. Contoh Penulisan Tabel

No
Parameter
dB
dBm
Remark
1
Sensitivitas

 -100

2
Gain Konversi
77


3
Range Dinamik
45


4
Respon  BB
0.5

200 KHz

 
 






Untuk memudahkan penomoran dan pemberian judul gambar serta tabel dapat digunakan fasilitas Caption.

Text Box:
Gambar 1. Contoh Penulisan
Judul Gambar.

Warna pada gambar dan tabel akan diusahakan tetap dipertahankan pada prosiding dalam bentuk CD atau e-Book, namun untuk prosiding cetak hanya tersedia dalam format hitam-putih (black and white).


III.    PENULISAN PERSAMAAN
Persamaan ditulis menggunakan format rata tengah dan diberi nomor yang ditulis di dalam kurung yang ditempatkan di margin kanan dari baris persamaan tersebut. Persamaan sebaiknya dituliskan menggunakan MS Equation pada MS Word. Persamaan (1) menunjukkan contoh penulisan persamaan.

                               F = m.a (1)

Makalah : RUANG MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN






Berikut kutipan isi makalah untuk pertimbangan anda sebelum mendownload :



Perkembangan teknologi informasi telah menjadi pemicu terhadap upaya perubahan sistem pembelajaran di sekolah. Upaya untuk melepaskan diri dari kungkungan pembelajaran konvensional yang memaksa anak untuk mengikuti pembelajaran yang tidak menarik, dan membosankan.
Kondisi sekolah, senantiasa dituntut untuk terus-menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, sehingga sekolah yang tetap berkutat pada instruksional kurikulum hanya akan membuat peserta didik gagap melihat realitas yang mengepungnya.
Pemanfaatan teknologi merupakan kebutuhan mutlak dalam dunia pendidikan (persekolahan) sehingga sekolah benar-benar menjadi ruang belajar dan tempat siswa mengembangkan kemampuannya secara optimal, dan nantinya mampu berinteraksi ke tangah-tengah masyarakatnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu untuk memiliki teknologi penunjang sehingga bisa menjadikannya sebagai media pembelajaran yang menarik, interaktif, dan mampu mengembangkan kecakapan personal secara optimal, baik kecakapan, kognitif, afektif, psikomotrik, emosional dan spiritualnya.
1.2 Identifikasi
Tidak adanya motivasi mengakibatkan munculnya kebosanan akibat pembelajaran yang saat ini terkesan monoton. Sehingga tercipta metode belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan adanya ruang multimedia yang digunakan sebagai fasilitas pembelajaran, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan rendahnya motivasi dan terbatasnya fasilitas dapat mengakibatkan lambannya peningkatan mutu pendidikan.
1.3 Rumusan masalah
Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam bidang studi atau keterampilan tertentu. Pengetahuan itu bisa diperoleh dengan berbagai cara, namun apapun cara yang dilakukan oleh guru atau pembimbing tidak lain hanyalah untuk “membelajarkan siswa” baik di dalam maupun di luar kelas. Guru perlu cara yang mampu menggugah motivasi siswa untuk belajar, karena guru dewasa ini bukanlah satu-satunya objek pembelajaran, namun perannya lebih besar sebagai mediator transfer ilmu. Berkaca dari realita yang ada di masyarakat umum, sebagian anak perlu diperintah untuk belajar dan lebih suka menonton televisi. Jawabannya karena motivasi. Penyajian materi yang disajikan melalui televisi lebih menarik daripada penyajian materi di dalam kelas oleh guru. Penggunaan ruang multimedia merupakan pilihan yang sangat populer saat ini sebagai wujud implementasi e-learning. Guru menggunakan fasilitas komputer/laptop dan LCD sebagai alat bantu untuk melaksanakan pembelajaran dan menyampaikan materi di kelas. Materi disusun dalam format presentasi atau menggunakan pemutaran video yang berkaitan dengan materi.
Perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi telah memberikan pergeseran dalam pembelajaran, misalnya interaksi guru dan siswa tidak harus dilaksanakan dengan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media yang tersedia dalam laboratorium multimedia. Perubahan demi perubahan, khususnya dalam bidang teknologi informasi telah mengantarkan manusia memasuki era digital.
Ruang multimedia yang dimaksudkan oleh penulis adalah ruangan yang didalamnya terdapat beberapa komputer yang cukup representatif untuk seluruh siswa dalam satu kelas dan sudah disetting dengan LAN (Lokal Area Network), LCD untuk menayangkan presentasi guru, headphone di tiap komputer untuk mendengarkan suara guru dari komputer induk (server), mikrophone dan sound sistem yang berfungsi sebagai pengeras suara sehingga dapat terdengar oleh seluruh siswa dalam kelas, sambungan internet, printer dan AC (Air Conditioning) jika memungkinkan. Untuk ini memang dibutuhkan investasi awal yang cukup besar baik dari penyediaan sarana komputer/laptop, LCD, headphone dan lain-lain, beban operasional yang semakin besar serta biaya perawatan yang juga mahal. Selain itu dibutuhkan kemauan serta kemampuan dari para tenaga pendidikan untuk melakukan renovasi pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang berbasis ICT (Information Cmunication Technologi) juga siswa sebagai subjek pembelajar yang mampu/terampil menggunakan sarana yang tersedia. Ruang multimedia dapat digunakan untuk semua bidang studi baik untuk menyampaikan materi melalui audio-visual (layar LCD), audio saja (headphone) yang biasanya digunakan untuk program bahasa, menyampaikan tugas/ulangan kepada siswa. Mengakses materi pelajaran melalui internet atau chating dengan siswa lain di dalam ruangan itu yang tentunya lebih menarik bagi siswa dan lebih memudahkan bagi guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.